Gaya Belajar: Jenis-jenis, Ciri, dan Implikasinya dalam Pembelajaran

Gaya Belajar Sumberajar.com

 

PENDAHULUAN

Mengapa ada siswa yang cepat memahami materi lewat gambar, sementara yang lain lebih nyaman mendengarkan penjelasan atau langsung mempraktikkan? Fenomena ini berkaitan erat dengan gaya belajar, yaitu kecenderungan alami seseorang dalam menerima, mengolah, dan menyimpan informasi. Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda, ada yang visual, auditori, kinestetik, bahkan gabungan dari semuanya.

Memahami gaya belajar tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga krusial bagi guru dan perancang kurikulum. Dengan pengetahuan ini, strategi pembelajaran bisa disesuaikan agar lebih efektif, inklusif, dan mampu meningkatkan prestasi akademik. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang definisi gaya belajar, jenis-jenisnya, ciri khas masing-masing, serta implikasinya dalam proses pembelajaran di kelas.

Pengertian Gaya Belajar

Definisi Umum

Gaya belajar adalah cara khas atau preferensi seseorang dalam menerima, mengolah, menyimpan, dan mengungkapkan informasi saat belajar. Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menyerap materi—ada yang lebih mudah memahami melalui gambar dan ilustrasi (visual), ada yang lebih efektif melalui suara dan diskusi (auditori), dan ada pula yang lebih menyukai praktik langsung atau gerakan fisik (kinestetik).
Gaya belajar bukan hanya sekadar kebiasaan, melainkan pola yang cukup konsisten dan memengaruhi efektivitas proses pembelajaran secara menyeluruh. Menurut Bire et al. (2016), gaya belajar berperan signifikan dalam membentuk prestasi akademik siswa, terutama saat guru mampu menyesuaikan metode ajarnya dengan kecenderungan gaya belajar siswa.

Definisi Menurut KBBI

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaya diartikan sebagai “ragam atau cara tertentu dalam melakukan sesuatu”, sedangkan belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Dengan demikian, gaya belajar dapat dipahami sebagai ragam atau cara seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan melalui proses belajar.

Definisi Menurut Para Ahli

  • Fleming dan Mills (1992) memperkenalkan model VARK yang terdiri dari empat kategori utama: Visual, Auditory, Read/Write, dan Kinesthetic. Model ini menekankan bahwa tiap individu memiliki kecenderungan terhadap satu atau lebih dari empat cara dalam memahami informasi.

  • Woolfolk (2009) mendefinisikan gaya belajar sebagai perbedaan karakteristik individu dalam hal persepsi, perhatian, memori, dan pemrosesan informasi selama proses belajar berlangsung.

  • Menurut Slameto (2020) dalam jurnal3.um.ac.id, gaya belajar adalah kebiasaan belajar seseorang yang tampak dalam cara mereka menerima dan mengolah informasi, yang berlangsung terus-menerus baik secara sadar maupun tidak sadar.

  • Permana et al. (2019) dari journal.unimar-amni.ac.id juga menyatakan bahwa gaya belajar mencerminkan strategi belajar alami seseorang, yang secara langsung berdampak pada kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, khususnya dalam konteks pembelajaran matematika.

  • Dalam penelitian oleh Yulianci et al. (2020) di ejournal.tsb.ac.id, ditemukan bahwa siswa dengan gaya belajar dominan (misalnya visual) cenderung lebih percaya diri dan mampu memahami konsep abstrak lebih baik jika pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan preferensinya.

  • Sementara itu, Syawalina et al. (2024) dalam jurnal.unimed.ac.id menyoroti pentingnya mengidentifikasi gaya belajar siswa untuk mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah di sekolah menengah.

 

Jenis-jenis Gaya Belajar

Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual adalah gaya yang mengandalkan penglihatan sebagai saluran utama untuk menerima informasi. Siswa dengan tipe ini cenderung lebih mudah memahami materi melalui media visual seperti gambar, warna, grafik, diagram, video, dan peta konsep.

Karakteristik utama:

  • Senang melihat ilustrasi, infografik, dan mind-map.

  • Lebih mudah mengingat informasi dalam bentuk gambar daripada teks panjang.

  • Menyukai materi presentasi yang menggunakan warna dan desain yang menarik.

  • Sering mencatat dengan simbol, warna, atau skema.

Dampak terhadap pembelajaran:
Penelitian oleh Afifah dan Jumiati (2022) menunjukkan bahwa gaya belajar visual memberikan kontribusi sebesar 26–28% terhadap prestasi belajar siswa di tingkat SMP. Dalam pembelajaran biologi, sekitar 30% siswa tergolong visual dan menunjukkan peningkatan pemahaman konsep setelah mendapatkan pembelajaran berbasis multimedia visual. Hal ini diperkuat oleh studi di ejournal.tsb.ac.id yang menyarankan penggunaan video dan animasi interaktif untuk mendukung gaya belajar visual.


Gaya Belajar Auditori

Siswa dengan gaya belajar auditori lebih responsif terhadap informasi yang disampaikan secara lisan. Mereka cenderung memahami materi melalui penjelasan verbal, diskusi kelompok, presentasi guru, atau rekaman audio.

Karakteristik utama:

  • Menyukai pembelajaran berbasis cerita dan dialog.

  • Sering membaca dengan suara keras agar lebih mudah memahami.

  • Mampu mengingat informasi dengan baik melalui mendengarkan.

  • Aktif dalam diskusi dan senang menjelaskan ulang materi.

Dampak terhadap pembelajaran:
Berdasarkan riset Yulianci et al. (2020) dan Sutrisno et al. (2021), kontribusi gaya auditori terhadap peningkatan prestasi siswa berkisar 23–24%. Dalam satu studi di kelas XI SMAN di Bima, ditemukan bahwa 51% siswa termasuk kategori auditori, dan mereka lebih unggul dalam memahami materi saat disampaikan secara verbal. Guru yang mengadopsi metode seperti diskusi, podcast pembelajaran, dan storytelling cenderung lebih berhasil menjangkau siswa tipe ini.


Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik melibatkan gerakan tubuh, aktivitas fisik, dan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran. Siswa dengan tipe ini belajar paling efektif ketika mereka aktif melakukan sesuatu, bukan hanya mendengar atau melihat.

Karakteristik utama:

  • Belajar dengan menyentuh, memanipulasi objek, atau bergerak.

  • Suka eksperimen, praktik lapangan, atau simulasi.

  • Cenderung merasa bosan jika hanya duduk diam dan mendengar ceramah.

  • Mampu menyerap informasi lebih cepat saat melibatkan otot dan indera peraba.

Dampak terhadap pembelajaran:
Hasil penelitian oleh Afifah dan Jumiati (2022) dan Nurhayati et al. (2023) menunjukkan bahwa kontribusi gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar mencapai sekitar 26%. Di sisi lain, Jurnal Bima Berilmu menyoroti bahwa siswa kinestetik sangat terbantu oleh pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan kegiatan praktik langsung di laboratorium atau studio.


Gaya Belajar Multimodal

Multimodal adalah kombinasi dari dua atau lebih gaya belajar di atas. Siswa dengan gaya ini fleksibel: mereka bisa menyerap informasi dengan baik melalui berbagai cara, tergantung pada konteks dan jenis materi yang dipelajari.

Karakteristik utama:

  • Dapat menyesuaikan gaya belajar dengan situasi.

  • Memiliki ketertarikan terhadap lebih dari satu pendekatan belajar.

  • Cenderung menyukai pembelajaran yang variatif.

  • Menyerap informasi secara lebih menyeluruh melalui kombinasi visual, auditori, dan kinestetik.

Dampak terhadap pembelajaran:
Menurut studi Permana et al. (2019), sebagian besar siswa di sekolah menengah memiliki gaya belajar campuran. Hal ini juga didukung oleh data dari ejurnal.uij.ac.id yang menyatakan bahwa lebih dari 60% siswa memiliki karakteristik multimodal. Dengan kata lain, penggunaan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan elemen visual, verbal, dan fisik dapat menjangkau lebih banyak siswa secara efektif.

 

 

Implikasi Gaya Belajar dalam Pembelajaran

Penerapan pemahaman tentang gaya belajar tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga berpengaruh besar terhadap cara guru mengajar dan bagaimana kurikulum dirancang. Mengakomodasi perbedaan gaya belajar bisa menciptakan proses pendidikan yang lebih adaptif, menyeluruh, dan efektif.

Implikasi Bagi Guru

Guru memiliki peran strategis dalam merancang pengalaman belajar yang mampu menjangkau berbagai karakteristik siswa. Ketika guru memahami bahwa setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan pun perlu bervariasi dan responsif.

Strategi yang dapat dilakukan guru antara lain:

  • Untuk siswa visual: guru dapat menyusun materi ajar dalam bentuk infografik, diagram alur, peta konsep, mind mapping, serta menyajikan video pembelajaran atau animasi edukatif. Media ini tidak hanya memperkuat pemahaman konsep tetapi juga mempercepat proses pengingatan visual.

  • Untuk siswa auditori: guru dapat mengembangkan metode seperti ceramah interaktif, diskusi kelompok, debat, presentasi lisan, atau menyajikan rekaman audio dan podcast yang berkaitan dengan materi.

  • Untuk siswa kinestetik: pendekatan yang melibatkan praktikum di laboratorium, role-play, simulasi, studi lapangan, hingga pembelajaran berbasis proyek sangat penting. Gaya ini juga terbantu dengan metode belajar sambil bermain atau menggunakan alat peraga interaktif.

Contoh konkret dapat diterapkan dalam pelajaran seperti fisika, di mana guru dapat mengombinasikan slide presentasi (visual), diskusi konsep (auditori), dan demonstrasi alat percobaan (kinestetik) secara terpadu. Studi oleh Rahmawati dan Wibowo (2022) menunjukkan bahwa pendekatan kombinatif seperti ini mampu meningkatkan hasil belajar hingga 20–25% dibanding metode tunggal.


Implikasi Bagi Siswa

Siswa yang mengenal gaya belajarnya sendiri cenderung memiliki kesadaran metakognitif yang lebih tinggi, yaitu kemampuan untuk merencanakan, mengontrol, dan mengevaluasi proses belajarnya secara mandiri. Ini sangat penting dalam membentuk strategi belajar yang efektif dan personal.

Manfaat bagi siswa antara lain:

  • Siswa visual dapat membuat sketsa, mind map, atau menonton video pembelajaran sebagai bentuk penguatan pemahaman.

  • Siswa auditori lebih efektif jika mendengarkan rekaman suara, menjelaskan ulang secara lisan, atau berdiskusi bersama teman.

  • Siswa kinestetik akan lebih optimal ketika langsung mencoba, melakukan eksperimen, atau melibatkan diri secara fisik dalam pembelajaran.

Penelitian oleh Fitriani et al. (2023) menunjukkan bahwa siswa yang menyesuaikan metode belajar sesuai dengan gaya dominannya memiliki kecenderungan peningkatan hasil akademik hingga 18% dan menunjukkan motivasi belajar yang lebih stabil.


Implikasi Bagi Kurikulum

Kurikulum sebagai panduan makro dalam proses pembelajaran juga perlu dirancang untuk menyediakan ruang fleksibilitas pedagogis, agar mampu mengakomodasi berbagai gaya belajar. Kurikulum yang terlalu kaku atau berbasis satu pendekatan saja cenderung hanya efektif bagi sebagian kecil siswa.

Beberapa bentuk penyesuaian kurikulum yang direkomendasikan:

  • Mendorong penggunaan media dan metode pembelajaran variatif dalam RPP dan silabus.

  • Memberikan ruang untuk pembelajaran diferensiasi, yaitu penyesuaian isi, proses, dan produk pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan karakter siswa.

  • Membangun penilaian autentik, seperti proyek, portofolio, atau penilaian praktik untuk melengkapi ujian tertulis.

  • Mendorong pelatihan guru agar memahami penerapan gaya belajar dalam praktik mengajar sehari-hari.

Menurut Jurnal Bima Berilmu (2024), kurikulum yang inklusif terhadap gaya belajar mampu mendorong keadilan dalam akses belajar, mengurangi kesenjangan hasil belajar antarsiswa, dan meningkatkan daya serap materi secara kolektif.

 

Kesimpulan

Gaya belajar merupakan pola khas dalam menerima dan mengolah informasi yang dimiliki setiap individu. Memahami gaya belajar, baik dari sisi visual, auditori, kinestetik, maupun multimodal, memungkinkan proses pembelajaran berlangsung secara lebih personal dan efektif. Masing-masing gaya memiliki karakteristik tersendiri yang memengaruhi cara seseorang menyerap, mengingat, dan mengaplikasikan pengetahuan.

Penerapan konsep gaya belajar memberikan implikasi luas bagi guru, siswa, dan perancang kurikulum. Bagi guru, hal ini menuntut keberagaman strategi dan media dalam mengajar. Bagi siswa, pemahaman gaya belajar dapat dijadikan pijakan untuk menyusun metode belajar mandiri yang lebih sesuai. Sedangkan bagi kurikulum, pengakomodasian berbagai gaya belajar penting untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan berdaya guna.

Dengan demikian, pemanfaatan pendekatan yang adaptif terhadap gaya belajar bukan hanya meningkatkan hasil akademik, tetapi juga memperkuat motivasi, partisipasi, dan kemandirian peserta didik dalam proses belajar sepanjang hayat.

 

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Tentang Gaya Belajar

1. Apa itu gaya belajar secara sederhana?
Gaya belajar adalah cara khas seseorang dalam menyerap, mengolah, dan mengingat informasi, seperti melalui gambar (visual), suara (auditori), atau praktik langsung (kinestetik).

2. Mengapa penting memahami gaya belajar siswa?
Karena pemahaman gaya belajar membantu guru menyesuaikan metode mengajar, dan siswa bisa memilih strategi belajar yang paling efektif untuk dirinya.

3. Apa saja jenis gaya belajar utama yang dikenal?
Tiga jenis utama adalah:

  • Visual: belajar melalui gambar, warna, dan peta konsep.

  • Auditori: belajar dengan mendengar, berdiskusi, atau membaca nyaring.

  • Kinestetik: belajar lewat praktik, gerakan, dan pengalaman langsung.

4. Apakah seseorang bisa memiliki lebih dari satu gaya belajar?
Bisa. Banyak siswa memiliki gaya belajar multimodal, yaitu kombinasi dari dua atau lebih gaya belajar.

5. Bagaimana guru bisa menerapkan gaya belajar dalam pengajaran?
Guru bisa mengombinasikan media pembelajaran: seperti menggunakan video (visual), diskusi kelas (auditori), dan eksperimen atau simulasi (kinestetik).

6. Apakah gaya belajar memengaruhi prestasi akademik?
Ya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar secara signifikan.